Senin, 09 Juni 2014

Aku selalu berusaha untuk memperbaiki diriku sendiri namun semua itu kandas hanya karena kebodohan ku, ya Allah maaf kebodohan ku dan ketamakanku aku berusaha selalu berusaha untuk memperbaiki segalanya, mengumpulkan apa yang aku tak punya saat ini, berusaha mendewasakan jiwa yang masih asik tenggelam dalam khayalan masa kecil yang tak punya aku membaca setatus teman ku dalam sosmed masihkah Allah mengampuni setelah berbuat dosa lalu ada yang coment "janganlah berputus asa dari rahmat Allah" rasanya itu sedikit meringankan risaunya hatiku, aku takut Allah tak lagi akan mendengarkan permohonan Ampun ku?? lalu bagaimana??? saat Allah tak mengampuni ku aku akan lari kemana??? tak ada satupun tempat di dunia ini yang bukan milik Allah semua berada dalam genggaman nya, lalu bagaimana dengan usaha ku, tidak itu belum cukup.. ya Allah aku tak ingin engkau tinggalkan aku ingin selalu bersama Mu,,
aku akan berusaha karena waktu ku masih panjang walaupun tak tau sampai kapan namun selama nafas masih berhembus berarti masih di beri kesempatan.

Selasa, 03 Juni 2014

Bag 2 mutiara

membuka mata ku lebih lebar merasakan sejuknya udara pagi lewat jendela kamar kos ku, namun tak mempu menghilangkan bayangan ku tentang Calvin, apadia benar benar benci aku??? yah sudahlah i dont care memikirkan hidupku saja sudah cukup sulit sekarang harus memikirkan orang lain sungguh terlalu, setiap pagi sebelum berangkat ke kampus aku selalu mampi ke tempat bu rahman untuk mengambil kue yang selalu ku jual di kampus karena hasilnya lumayan bisa untuk menyambung hidup di perantauwan,
tekad ku sudah bulat aku ingin kuliah dan mendapatkan gelar sarjana walau pun kedua orangtua ku bilang mereka tak sanggup kalau untuk mengkuliahkan ku, tapi dengan segala tekad membara aku pergi ke kota ini untuk bisa melebarkan sayap ku, walaupun hanya berbekal doa dan beberapa lembar uang seratus ribuan hasil ibuku menjual satu satunya TV di rumah uang hasil keringat bapak selama sebulan namun aku janji akan mengembalikan uang ini berkali kali lipat, ibu memeluk ku erat sedangkan bapak mengusap kepalaku,
"jangan lepas jilbab mu nak" ibu berbisik lirih di telinga ku
"ingat jangan lepas dari wudhu dan Alquran" itu wejangan bapak lalu bapak masuk kerumah hanya singkat namun begitu padat, wrjangan itu terpatri kokoh dalam hatiku, aku melangkah keluar dari rumah dengan semangat 45 BANDUNG BERSIAP SIAPlah untuk anak bansa mu yang satu ini....
sebenarnya keluarga ku bukan keluarga yang kental dengan agama dan tak pernah ada paksaan untuk mengenakan hijab atau tidak, keinginan berhijab itu datang begitu saja dan aku merasa lebih cantik bila berhijab itu saja, lalu aku mulai berpikir kalau aku hanya akan mencintai dan memberikan rasa sayang ku untuk suami ku kelak hahahhah..... umur berapa sih aku sebenarnya???

kadang aku bekeliling setip kelas untuk menjajakan makanan ku tanpa ragu dan takut aku melangkah mungkin mereka semua heran bisa bisanya adak yang berdagang di kampus but no problem yang penting dagangan ku habis dan aku bisa makan, kadang aku membantu mengetikan makalah teman teman ku pokonya apapun asal halal karena kalau mengandalkan bapak dan ibu rasanya tak mungkin mereka juga masih harus membiayai sekolah adik ku, . semangaaaaaaaaaat

Senin, 02 Juni 2014

bag 1 ancaman

sore ini udara terasa panas matahari sepertinya belum mau beranjak pulang warna orangenya memenuhi langit membuat aku harus menutupkan buku di depan mataku agar dapat melihat jalan dengan jelas karena sinar mentari kali memantul dari jalanan, aku dan teman - teman ku baru saja pulang kuliah pelajaran sore rasanya lelah dan ingin cepat sampai ke kosan namun beginilah nasib perantau yang kere, tak punya sepeda, motor atau apalagi mobil yang bisanya cuma nunggu angkutan umum di pinggir jalan, karena bersama teman teman menunggu angkot pun jadi momen menyenagkan biasa nya aku nunggu di pinggir jalan sambil ngobrol dan bercanda untuk mengusir kejenuhan
 suaranya sudah terdengar dari kejauhan namun masih belum jelas dari mana arahnya namun kita semua sudah tau kalo suara ini adalah suaran tekanan ban mobil sport yang di tekan sangat keras suara gas nya terdengar semakin jelas dengan sekejap mobil sport berwarna merah itu melaju begitu kencang tepat kearah aku dan teman-teman ku berada namun dengan sigap aku mendorong teman teman ku kami pun tersungkur, mobil itu berhenti beberapa meter dari kami.
dan tak bisa aku percaya mobil itu seperti sengaja berusaha mencelakai kami
" gila tu mobil "
"gima kalo kita benar bena tertabrak"
teman teman ku terus mengomel, aku benar-benar marah berani beraninya dia mencelakai aku dan teman-teman ku , aku langsung bangun dan mendekati mobil itu
"mut lo mau kemana?"
"gue mau tau siapa oranag gila yang bawa mobil itu"
"jangan mut kaya dia lagi mabok"
aku terus berjalan tanpa menghiraukan teman teman ku, ku ketuk mobili itu samapai orang nya membukakan kaca mobilnya, dan yang peling mengejutkan adalah .....
Dia adalah Calvin anak borju kampus kami ayah nya adalah seorang notaris besar sementara ibu nya adalah seorang dokter sekaligus direktur sebuah rumah sakit swasta yang di buat oleh yayasan yang didirikan oleh keluarganya dan aku tak ingin berurusan dengannya.
tapi aku sudah sampai disepannya dan tak mungkin bebalik badan dia keluar dari mobilnya berdiri tepat di hadapan ku postur tubuhnya lebih tinggi 10  cm dari ku yah sekitar 178cm badannya tak gemuk dan juga tak kutus rambutya lurus dengan bagian depan sedikiy menyentuh dahinya hidungnya mancung namun saat ini mata merah dengan genangan air di sudut matanya apa dia menangis? ah mana mungkin
"oh jadi kamu yang tadi mau nabrak aku?"
dia tak menjawab pertanyaan ku dan itu yang membuat aku takut, aku ingin berlari tapi tatapannya seperti mengunci ku, aku berusaha mencari arah untuk melarikan diri
"mau kemana?"
dia menarik tangan ku jantungku berdegup kencang ku kibas tangannya
"apa maksud kamu bawa mobil kaya tadi, aku sama temen teman aku hampir aja tertabrak.."
"aku cuma mau nyingkirin lalat doang, yang ngeganggu pemandangan"
kuarang ajar...
"apa kamu bilang lalat? kamu pikir aku sama temen2 aku lalat?"
dia tersenyum sinis
"denger y aku bisa laporin kamu kepolisi"
"coba aja kalo bisa" dia malah nantang
"siapa bilang aku g bisa, aku ga takut sama kamu"
"bagus kalo kamu g takut sama aku, tapi mending kamu segera pergi dari hadapan aku "
"aku emang mau pergi ko"
"pergi dari kampus" aku langsung diam hati ku panas mata ku pun mulai panas tapi aku terus menahan airmata ku,tatapan nya semakin dingin
"kenapa aku harus pergi dari kampus"
"karna kamu menghalangi pemandangan"
"kenapa g kamu aja yang pergi" dia diam
"aku pengen kamu yang pergi, aku g suka liat kamu di kampus, di semua tempat, atau bahkan di kota ini"
aku diam tak bisa bicara lagi apa dia benar benar benci pada ku??? itu yang ingin aku tanyakan
 mata nya merah lalu air mata jatuh di pelupuk mata nya,aku kaget  Calvin kenapa kau menangis? aku  bertanya tanya ada apa dengannya dia segera masuk kemobilnya dan berlalu dari hadapan ku